seperti bermimpi..
kudengar petikan kecapi dengan gumam lirih di sampingku,
seraut wajah menawan bagaikan purnama di genting kaca,
aku tertawan.
di telaga ini,
kau pinta mahkota..
sedang aku hanya jelata dalam balada-baladaNya,
apakah kau akan pergi?
bersama debu..
tempias di hujung jendela tingkapku.
lihat..
lihat apa yang kupunya..
bukan bahtera yang kuikat,
apalagi kencana bersayap emas.
hanya di ujung sana..
sebuah teja yang semakin jingga..
terikat bersama camar,
berabad lalu,
tapi tak pernah rapuh,
dan selembar roti coklat ini
entah siapa yang akan ku beri..
kau bergumam lagi..
seperti nyanyian pari
pernah kudengar seabad lalu
tepat di telaga ini.
berbisik..
hanya berbisik..
kemudian sirna.
apakah kau ia yang hilang itu?
kau tak menjawab,
tapi…
lagi kau bergumam..
kau tak memetik kecapi..
genggamanmu tepat menusuk jantungku.
izinkan aku menikmati sebahagian roti coklat itu?
pintamu..
hingga akhirnya..
aku tahu
mahkota yang hilang dalam sebuah balada seabad lalu.
dan saat itu..
petang menuju sukma-sukma kita yang lebih dahulu bersenggama,
menirwana,
tentang hati yang menanti
bersandingkannya bulan dan matahari.
2 comments:
salam ziarah,
lepaskansajaburungitu.blogspot.com
oke.
thx..
insyaallah akan singgah]
di blog anda~
Post a Comment